Kamis, 18 November 2010

Blog Entry BEBASKAN AL-QUDS DAN PALESTINA DENGAN KHILAFAH DAN JIHAD!

Blog EntryBEBASKAN AL-QUDS DAN PALESTINA DENGAN KHILAFAH DAN JIHAD!        Nov 4, '09 6:41 PM
for everyone
[Al-Islam 479] Untuk kesekian kalinya, umat Islam sedunia menyaksikan tindakan biadab bangsa Yahudi laknatullah di Tanah al-Haram (Al-Aqsha-Palestina), bumi Isra’ Mi’raj Baginda Rasulullah Muhammad saw. Yahudi memprovokasi kaum Muslim di Masjid al-Aqsa pagi dan petang; kadang-kadang dengan menggali bagian di bawah masjid; dengan merusak bagian atasnya; dengan mempersulit orang-orang yang melaksanakan shalat; atau dengan mempraktikkan ritual-ritual mereka. Jika kaum Muslim menghadang mereka maka orang-orang Yahudi itu menembaki kaum Muslim hingga ada yang terbunuh atau terluka, juga ada yang ditangkap.
Selama bulan Oktober 2009 saja, sedikitnya tujuh orang Palestina terluka akibat tindakan brutal tentara Zionis Israel di pintu masuk Masjid Al-Aqsha, Ahad (27/9) lalu. Kantor berita Palestina WAFA melaporkan, polisi Zionis pagi-pagi melakukan serangan di kompleks Masjid Al-Aqsha dari pintu masuk Babul Mugharabah. Dalam aksi tersebut, polisi Zionis menembakkan peluru-peluru plastik dan meledakkan bom molotov. Sebelum melancarkan serangan tersebut, polisi Israel menutup pintu-pintu lain di Masjid Al-Aqsha sehingga mereka dapat dengan mudah menyerang para jamaah shalat Palestina.
Dilaporkan pula, beberapa kendaraan militer Israel sudah memasuki Kota Beit Lahya, sementara pesawat-pesawat tempur melakukan patroli udara. Jumat (25/9) malam militer Zionis melancarkan serangan udara ke utara Gaza. Tiga anggota kelompok perjuangan Jihad Islam dilaporkan syahid akibat serangan tersebut. Serangan itu merupakan pelanggaran nyata Israel atas kesepakatan gencatan senjata. (Sabili.com,12/10).
Dalam bulan Oktober pula pasukan penjajah Zionis juga terus melancarkan operasi penangkapan terhadap lebih dari 330 warga Palestina, termasuk 30 anak yang berusia di bawah 18 tahun. Pusat Solidaritas Internasional untuk HAM, Ahad (1/11), menyatakan, tak terlewatkan sehari pun kecuali terjadi berbagai aksi seperti pembunuhan dan penangkapan terhadap puluhan warga Palestina (Sabili.com,2/11).

Penguasa Muslim Membisu
Sangat menyedihkan, meski keadaannya terus bertambah gawat, para penguasa di negeri-negeri kaum Muslim diam membisu. Sikap terbaik mereka hanyalah dengan mengizinkan rakyatnya melakukan aksi protes, mengajukan keberatan serta berteriak menentang Yahudi dan begundalnya.
Para penguasa negeri-negeri Islam sibuk “main sinetron” mengikuti arahan “sang sutradara” AS yang licik. Mereka dengan patuhnya merangkak dari sidang ke sidang, dari jamuan ke jamuan, sambil melipat tangan mereka seraya menyaksikan dari waktu ke waktu tindakan biadab Yahudi Israel menumpahkan darah kaum Muslim. Lantas masihkan umat ini akan terus-menerus berdiam diri bersama para penguasa yang buta, tuli dan bisu atas nasib umat dan negeri mereka?
Akar Masalah Palestina
Permasalahan Palestina tidak terlepas dari sejarah masa lalu hingga kemudian Palestina dikuasai oleh kaum kafir. Perang Salib yang dicanangkan negara-negara Kristen Eropa telah menjadikan Palestina sebagai ajang konflik agar daerah Timur Tengah terus bergejolak. Strategi yang digunakan adalah dengan mencangkokkan negara Yahudi di Bumi Palestina. Motor penjajahan tersebut adalah Inggris dan kroni-kroninya, yang sekarang dilanjutkan oleh Amerika sebagai penyokong utama negara Israel. Kesepakatan demi kesepakatan hanyalah tipuan belaka untuk menjaga dan menjamin pendudukan Israel di Tanah Palestina.
Kenyataan terburuk berawal pada 29 November 1947 saat PBB mengumumkan persetujuan berdirinya negara Israel yang didukung penuh AS di atas 55% Tanah Palestina. Persetujuan PBB ini kemudian diikuti dengan deklarasi pendirian negara Israel oleh PM Israel pertama, David Ben-Gurion, yang segera melakukan pengusiran dan pembunuhan lebih besar lagi terhadap kaum Muslim di Palestina.
Setelah Israel berdiri, negara-negara tetangga Palestina (Mesir, Yordan, Libanon dan Suriah) mengumumkan perang terhadap Israel. Perang ini terjadi pada tahun 1948, 1956, 1967 dan 1973. Namun, Perang Arab-Israel ini tidak lebih dari perang sandiwara dan hanya membuat mitos seolah-olah Israel tidak terkalahkan. Perang ini sekaligus menjadi bukti pengkhianatan para pemimpin Muslim itu. Apalagi setelah perang 6 hari di tahun 1967, wilayah Israel bahkan bertambah menjadi 70%. Bahkan hingga hari ini Israel dengan brutal mencaplok wilayah Palestina hingga menguasai lebih dari 90%-nya. Nafsu mereka yang lebih besar adalah membersihkan semua Muslim dan seluruh simbol-simbolnya di kawasan Palestina.
Sikap khianat para penguasa Muslim ini tentu sangat bertolak belakang dengan sikap para khalifah dulu ketika umat ini masih di bawah naungan Khilafah. Meski Khilafah dalam keadaan lemah, Khalifah kaum Muslim saat itu, Khalifah Abdul Hamid II, dengan lantang mengatakan “Tanah itu bukan milikku, tetapi milik umatku.” (Khalifah Abdul Hamid II, 1897).
Khalifah Abdul Hamid II kemudian mengultimatum Dr. Hertzl dari pihak Yahudi supaya jangan meneruskan rencananya, “Aku tidak akan melepaskan walaupun segenggam tanah ini (Palestina), karena ia bukan milikku. Tanah itu adalah hak umat Islam. Umat Islam telah berjihad demi kepentingan tanah ini dan mereka telah menyiraminya dengan darah mereka. Karena itu, silakan Yahudi menyimpan saja harta mereka. Jika Khilafah Utsmaniyah dimusnahkan pada suatu hari maka mereka boleh mengambil Palestina tanpa membayar harganya. Namun, sementara aku masih hidup, aku lebih rela menusukkan pedang ke tubuhku daripada melihat Tanah Palestina dikhianati dan dipisahkan dari Khilafah Islamiyah. (Khalifah Abdul Hamid II, 1902).
Jadi, masalah sesungguhnya dari krisis Palestina adalah pendudukan Israel di Palestina, tanah milik kaum Muslim; bukan masalah perbatasan Palestina-Israel atau yang semisalnya. Karena itu, hingga kapanpun sesungguhnya Palestina tidak boleh dikuasai apalagi diserahkan kepada bangsa kafir Yahudi atau siapapun.

Khilafah dan Jihad: Solusi Tuntas!
Harus disadari oleh kaum Muslim, pendudukan tanah Palestina oleh Yahudi tidak pernah terwujud, kecuali setelah Khilafah Islam berhasil diruntuhkan. Sekiranya umat ini sadar dan fokus mengembalikan keberadaan Khilafah yang bakal menjadi solusi final atas tragedi Palestina maupun tragedi-tragedi di Dunia Islam lainya, tentu masalahnya tidak akan berlarut-larut seperti saat ini.
Karena itu, masalah Al-Quds dan Palestina ini tidak akan pernah selesai selama Israel tetap bercokol di Bumi Palestina. Karena itu pula, solusinya hanya satu: melenyapkan Israel dari bumi penuh berkah tersebut.
Israel sesungguhnya tidak mempunyai kemampuan untuk berdiri sebagai sebuah negara. Israel bisa berdiri kokoh karena ditopang oleh Inggris dan AS pada masa awal pendiriannya. Karena itu, untuk melenyapkan Israel dari bumi penuh berkah itu tidak bisa tidak Dunia Islam membutuhkan Khilafah. Sebab, hanya Khilafahlah yang bisa menghadapi Inggris, AS dan sekutunya, sekaligus membersihkan antek-antek mereka dari seluruh negeri kaum Muslim. Khilafahlah yang akan memimpin dan mengkomandoi 1,5 miliar kaum Muslim di seluruh dunia untuk berjihad. Khilafahlah yang akan melindungi dan mempertahankan seluruh wilayah dan tanah kaum Muslim.
Adapun solusi-solusi lain seperti bantuan kemanusiaan, gencatan senjata, pedamaian, resolusi DK PBB, KTT Liga Arab maupun pengiriman pasukan perdamaian sesungguhnya bukanlah solusi. Buktinya, meski semuanya itu terus-menerus dilakukan sejak 50 tahun yang lalu hingga kini, toh tidak pernah bisa menyelesaikan masalah Palestina dengan tuntas. Bahkan solusi-solusi tersebut semakin memalingkan kaum Muslim dari solusi Islam yang sesungguhnya, yakni dengan menegakkan kembali Khilafah.

Tak Cukup Hanya dengan Demonstrasi
Dulu pun Palestina pernah diduduki oleh kaum salibis. Mereka membuat kerusakan dan merusak di Masjid al-Aqsa. Namun, kaum Muslim tidak menyibukkan diri hanya dengan melakukan aksi protes dan demonstrasi untuk membebaskan al-Aqsa. Misi mereka siang dan malam adalah menyiapkan pasukan, memobilisasi tentara Mukmin yang benar dengan kepemimpinan Shalahuddin, wali Mesir dan Syam saat itu, di bawah Khilafah yang memerintah berdasarkan al-Quran.
Dulu protes-protes kaum Muslim diwujudkan dengan lompatan-lompatan para tentara mereka terhadap benteng-benteng kaum salibis. Penolakan-penolakan mereka adalah berupa serangan-serangan yang menghantam orang-orang yang melampaui batas itu. Pidato-pidato mereka yang membakar adalah teriakan takbir di medan perang. Mereka brnar-benar menolong Allah sehingga Allah pun menolong mereka. Begitulah kaum Muslim dulu.
Karena itu, sesungguhnya metode membela al-Aqsa adalah umat berdiri di hadapan para penguasa mereka agar para penguasa itu memobilisasi pasukan untuk berperang. Jika mereka menolak maka umat hendaknya menindak mereka sekaligus mengangkat seorang penguasa Mukmin yang benar, yaitu seorang khalifah ar-rasyîd, yang menjual dirinya demi mendapatkan keridhaan Allah, dengan berperang bersama kaum Muslim melawan orang-orang kafir.

Wahai kaum Muslim,
Wahai Para Tentara Mujahid:
Sungguh al-Aqsa dan Palestina meminta pertolongan Anda. Para wanita kaum Muslim menyeru Anda. Apakah Anda tidak menjawab mereka dan mencari salah satu dari dua kebaikan: kemenangan atau syahid, atau bahkan keduanya sekaligus dengan izin Allah? Tidakkah Anda takut akan ancaman Allah SWT:


]إِلا تَنْفِرُوا يُعَذِّبْكُمْ عَذَابًا أَلِيمًا[
Jika kalian tidak berangkat untuk berperang niscaya Allah menyiksa kalian dengan siksaan yang pedih (QS at-Taubah [9]: 39).
Wahai umat Islam,
Wahai Pasukan kaum Muslim:
Tidak adakah di antara Anda sekalian orang yang cerdas, yang mau membebaskan al-Aqsa, kiblat pertama kaum Muslim; yang mau menuntut balas atas apa yang diderita oleh para orang tua, anak-anak yatim dan para wanita Muslim; yang berani berdiri di hadapan para penguasa zalim dan komprador serta melengserkan para thâghût itu sekaligus memimpin para mujahid di jalan Allah?
Tidak adakah di antara Anda seorang cerdas, yang memahami firman Allah SWT tentang Yahudi:
]لَنْ يَضُرُّوكُمْ إِلا أَذًى وَإِنْ يُقَاتِلُوكُمْ يُوَلُّوكُمُ الأدْبَارَ ثُمَّ لا يُنْصَرُونَ[
Mereka sekali-kali tidak akan dapat membuat kemadaratan terhadap kalian, selain dari gangguan-gangguan celaan saja. Jika mereka berperang melawan kalian, pastilah mereka berbalik melarikan diri ke belakang (kalah), kemudian mereka tidak mendapat pertolongan (QS Ali Imran [3]: 111)
Karena itu, sambutlah seruan Allah SWT yang telah berfirman:
]قَاتِلُوهُمْ يُعَذِّبْهُمُ اللهُ بِأَيْدِيكُمْ وَيُخْزِهِمْ وَيَنْصُرْكُمْ عَلَيْهِمْ وَيَشْفِ صُدُورَ قَوْمٍ مُؤْمِنِينَ[
Perangilah mereka (orang-orang kafir), niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan (perantaraan) tangan-tangan kalian, Allah akan menghinakan mereka dan menolong kalian terhadap mereka serta melegakan hati orang-orang Mukmin (QS at-Taubah [9]: 14)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar