Rabu, 24 November 2010

Rumah Tempat Kelahiran Rasulullah Dipenuhi Coretan

Rumah Tempat Kelahiran Rasulullah Dipenuhi Coretan

Beberapa jamaah haji hanya geleng-geleng kepala saat melihat rumah yang diceritakan sebagai tempat kelahiran nabi. Mereka menyayangkan tidak adanya perawatan dan perhatian dari pemerintah sebagai situs sejarah. Pemerintah Arab Saudi sengaja membiarkan rumah ini dan tetap menjadi perpustakaan yang selalu terkunci karena pemerintah Arab khawatir jika rumah ini dibangun rapi akan dijadikan tempat syirik oleh jamaah haji yang tidak mengerti masalah tauhid.

—————————————————————–
    Rumah Tempat Kelahiran Rasulullah Dipenuhi Coretan Muhammad Nur Hayid – detikNews Jumat, 28/11/2008 07:46 WIB (Laporan dari Arab Saudi)
Makkah – Rumah yang berukuran sekitar 10X18 meter ini merupakan bangunan terjelek yang ada di sekitar Masjidil Haram. Rumah yang diceritakan sebagai tempat Rasulullah SAW dilahirkan ini tidak dirawat layaknya situs bersejarah yang ada di Indonesia.
Konon, pemerintah Arab Saudi sengaja membiarkan rumah ini dan tetap menjadi perpustakaan yang selalu terkunci karena pemerintah Arab khawatir jika rumah ini dibangun rapi akan dijadikan tempat syirik oleh jamaah haji yang tidak mengerti masalah tauhid.
“Saya dengar ini dibiarkan begini agar tidak disucikan oleh jamaah haji yang masih belum murni tauhidnya. Begini saja masih banyak jamaah haji dari India, Turki, Bangladesh yang datang berdoa di depan pintu sambil mengusap-usap temboknya,” kata salah seorang petugas kebersihan yang selalu berjaga di sekitar rumah nabi.
Saat wartawan detikcom Muhammad Nur Hayid mendekati rumah tersebut, coretan spidol dan pulpen terlihat di tembok bagian depan rumah yang menjadi saksi lahirnya Rasulullah ini. Berbagai tulisan nama dan doa dari berbagai bangsa dan bahasa terpampang bersama tanda tangannya.
Itulah kondisi rumah tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW, rasul pamungkas dari seluruh nabi dan rasul yang diutus Allah untuk menuntun ummat manusia ke jalan tauhid.
Bangunan sebelah kiri dari rumah ini dijadikan gudang untuk menyimpan barang-barang yang tak terpakai. Sementara batas bagian kanan langsung berhadapan dengan tempat pengambilan air zam-zam yang disediakan pemerintah Arab. Sementara bagian belakang rumah ini berbatasan dengan trotoar jalan yang dilalui masyarakat yang akan berjamaah ke Masjidil Haram dan mengambil air zam-zam dari keran yang disediakan.
Suasana ramai ditambah lagi dari desingan alat-alat berat yang sedang membuldoser daerah yang dulunya disebut pasar seng untuk perluasan halaman Masjidil Haram. Akibatnya debu-debu pun sering mewarnai areal ini jika alat-alat berat itu beroperasi.
Beberapa jamaah haji hanya geleng-geleng kepala saat melihat rumah yang diceritakan sebagai tempat kelahiran nabi. Mereka menyayangkan tidak adanya perawatan dan perhatian dari pemerintah sebagai situs sejarah.
Menurut buku sirah nabawiah, tempat kelahiran Nabi dulunya dikenal dengan lembah Abu Thalib. Ketika Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah, rumah ini ditinggali oleh Aqil bin Abi Thalib yang kemudian didiami oleh anak turunannya.
Selanjutnya rumah itu dibeli oleh Khizran, istri Harun. Kaum muslimin dari seluruh dunia menghormati rumah ini.
Seorang tenaga musiman (temus) mengaku pernah mendengar tempat kelahiran Nabi itu akan dibongkar. Tujuannya untuk perluasan Masjidil Haram. Namun, entah mengapa, niat pemerintah setempat diurungkan.
“Saya dengar, pimpinan negara Islam dunia mengajukan keberatan kepada pemimpin Arab Saudi. Sehingga, ya tempat kelahiran Nabi tetap seperti itu,” kata Anto, temus asal NTB yang sudah puluhan tahun bermukim di Makkah.
Tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW ini kini telah diubah menjadi perpustakaan umum. Namun tak semua orang bebas masuk. Pada tahun lalu juga diberlakukan larangan serupa. Hal ini untuk menghindari kemungkinan adanya kerusakan pada koleksi buku yang tersimpan di dalamnya.
Dahulu, di tempat tersebut, dibangun sebuah masjid oleh Al-Khaizuran, ibu dari khalifah Harun Al Rasyid pada Dinasti Abbasiah. Lantas dihancurkan dan dijadikan perpustakaan umum oleh Syaikh Abbas Qatthan pada 1370 H/1950.
Di atas rumah dan bagian depan pintu tertulis huruf Arab Maktabah Makkah al-mukarramah` (Perpustakaan Mekkah al-Mukarramah) . Konon bangunan tempat kelahiran nabi yang sekarang ada tetap berdiri karena atas desakan wali kota Makkah Syaikh Abbas Qatthan yang meminta agar Raja Abdul Aziz mengizinkan ia untuk membangun perpustakaan dan sekarang juga disebut Maktabah Makkah Mukarramah. (yid/nrl)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar