Lima Tahun Yang Panjang Raja Arab Saudi
Raja Abdullah dipuji karena sebuah era baru stabilitas dan kemakmuran. Kemajuan yang mana?
Menurut kalender lunar Islam, Raja Abdullah bin Abd al-Aziz telah memerintah Arab Saudi selama lima tahun. Pada akhir musim panas 2005, rakyat negeri itu mengucapkan baiat mereka, atau penjaminan kesetiaan pribadi, kepada Abd al-Aziz sebagai "penjaga" dua masjid suci Islam; Masjidil Haram di Mekah dan masjid Nabawi di Madinah.
Hari-hari ini media Saudi diduga keras sedang bersaing untuk memuji-muji raja mereka. Arab News menyatakan Saudi berada dalam sebuah "era baru stabilitas dan kemakmuran," dengan "prestasi besar di segala bidang, termasuk pendidikan, kesehatan, sosial, transportasi, komunikasi, industri, listrik, air dan pertanian."
Sulit untuk membantah klaim stabilitas yang jelas dari Arab Saudi; negara ini adalah masyarakat yang tertutup terhadap konflik sosial. Stabilitas biasanya diperkuat melalui eksekusi publik secara berkala.
Arab Saudi telah lama makmur. Karena eksploitasi sumber daya energi yang mulai secara sistematis dilakukan sejak 70 tahun lalu, negara - atau, dalam kenyataannya, penguasa yang - telah mencapai kekayaan yang benar-benar diimpikan oleh setiap negara di dunia ini. Tapi kemewahan dinikmati oleh House of Saud tak pernah memasuki ranah orang-orang biasa.
Arab Saudi masih merupakan negara Muslim satu-satunya yang benar-benar melarang praktik agama-agama lain.
Menurut surat kabar Arab, pencapaian pemerintahan Raja Abdullah telah begitu banyak. Salah satunya adalah dengan di bidang demokrasi yang luar biasa terbuka. Beberapa waktu lalu, Raja Abdullah menunjuk Universitas Princess Nora binti Abdulrahman sebagai perguruan tinggi untuk perempuan. Juga tak lupa menempatkan seorang perempuan dalam kabinet pemerintahannya, sesuatu yang benar-benar baru dalam sejarah Saudi.
Ulang tahun kelima pemerintahan Raja Abdullah dipuji oleh ketua pengadilan, Ibrahim al-Huqail bahwa rajanya menganggarkan 7 milyar riyals (atau sekitar £ 1,3 milyar) untuk pengembangan sistem pengadilan Saudi.
Arab Saudi memiliki tanggung jawab khusus untuk dunia - pertama, untuk mewakili Islam secara positif, sebagai negara dari dua tempat suci, kedua, untuk berpartisipasi secara bertanggung jawab di bidang ekonomi energi; dan ketiga, keberpihakannya kepada negara-negara dan permasalahan umat Islam saat ini. Karena Saudi, dengan segala "prestasinya"itu, hanya menjadi katak dalam tempurung, kaya dan makmur sendirian. (sa/grdn)
Menurut kalender lunar Islam, Raja Abdullah bin Abd al-Aziz telah memerintah Arab Saudi selama lima tahun. Pada akhir musim panas 2005, rakyat negeri itu mengucapkan baiat mereka, atau penjaminan kesetiaan pribadi, kepada Abd al-Aziz sebagai "penjaga" dua masjid suci Islam; Masjidil Haram di Mekah dan masjid Nabawi di Madinah.
Hari-hari ini media Saudi diduga keras sedang bersaing untuk memuji-muji raja mereka. Arab News menyatakan Saudi berada dalam sebuah "era baru stabilitas dan kemakmuran," dengan "prestasi besar di segala bidang, termasuk pendidikan, kesehatan, sosial, transportasi, komunikasi, industri, listrik, air dan pertanian."
Sulit untuk membantah klaim stabilitas yang jelas dari Arab Saudi; negara ini adalah masyarakat yang tertutup terhadap konflik sosial. Stabilitas biasanya diperkuat melalui eksekusi publik secara berkala.
Arab Saudi telah lama makmur. Karena eksploitasi sumber daya energi yang mulai secara sistematis dilakukan sejak 70 tahun lalu, negara - atau, dalam kenyataannya, penguasa yang - telah mencapai kekayaan yang benar-benar diimpikan oleh setiap negara di dunia ini. Tapi kemewahan dinikmati oleh House of Saud tak pernah memasuki ranah orang-orang biasa.
Arab Saudi masih merupakan negara Muslim satu-satunya yang benar-benar melarang praktik agama-agama lain.
Menurut surat kabar Arab, pencapaian pemerintahan Raja Abdullah telah begitu banyak. Salah satunya adalah dengan di bidang demokrasi yang luar biasa terbuka. Beberapa waktu lalu, Raja Abdullah menunjuk Universitas Princess Nora binti Abdulrahman sebagai perguruan tinggi untuk perempuan. Juga tak lupa menempatkan seorang perempuan dalam kabinet pemerintahannya, sesuatu yang benar-benar baru dalam sejarah Saudi.
Ulang tahun kelima pemerintahan Raja Abdullah dipuji oleh ketua pengadilan, Ibrahim al-Huqail bahwa rajanya menganggarkan 7 milyar riyals (atau sekitar £ 1,3 milyar) untuk pengembangan sistem pengadilan Saudi.
Arab Saudi memiliki tanggung jawab khusus untuk dunia - pertama, untuk mewakili Islam secara positif, sebagai negara dari dua tempat suci, kedua, untuk berpartisipasi secara bertanggung jawab di bidang ekonomi energi; dan ketiga, keberpihakannya kepada negara-negara dan permasalahan umat Islam saat ini. Karena Saudi, dengan segala "prestasinya"itu, hanya menjadi katak dalam tempurung, kaya dan makmur sendirian. (sa/grdn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar