Kamis, 09 Desember 2010

Pangeran Saudi 'Liberal' Desak Raja untuk Mundur Sebelum Revolusi

Pangeran Saudi 'Liberal' Desak Raja untuk Mundur Sebelum Revolusi

Mesir (Voa-Islam.com) - Seorang pangeran kerajaan Saudi yang tinggal di pengasingan menyerukan kepada raja Abdullah dan keluarga kerajaan yang memerintah untuk mundur dan pergi dari negara kerajaan tersebut sebelum terjadi kudeta militer atau revolusi akibat ketidaksukaan rakyat yang semakin meningkat.

Saluran TV Iran, Press TV melaporkan pada hari Rabu (09/06) bahwa Pangeran Saudi, Turki bin Abdul Aziz Al Saud memperingatkan keluarga kerajaan negara itu untuk mundur dan pergi dari negara tersebut.

Dalam sebuah surat yang diterbitkan oleh kantor berita Wagze pada hari Selasa, pangeran yang tinggal Kairo itu meminta keluarga yang memerintah Arab Saudi untuk pergi sebelum kudeta militer atau revolusi terjadi di negara tersebut.
..keluarga kerajaan Saudi tidak lagi mampu memaksakan peraturan pada masyarakat, hukum-hukum yang diadopsi di negara itu, mengganggu kehidupan pribadi seseorang dan undang-undang tersebut tidak merupakan dasar spiritual dari masyarakat Saudi..
Pangeran tersebut memperingatkan pemerintah Arab Saudi dari sebuah nasib yang sama terhadap pemimpin Irak yang di eksekusi, Saddam Hussein dan raja Iran yang digulingkan Shah Mohammad Reza Pahlevi.

Dia memperingatkan bahwa keluarga kerajaan Saudi tidak lagi mampu memaksakan peraturan pada masyarakat, hukum-hukum yang diadopsi di negara itu, mengganggu kehidupan pribadi seseorang dan undang-undang tersebut tidak merupakan dasar spiritual dari masyarakat Saudi.
"Jika kita bijaksana, kita harus menyerahkan negara ini kepada rakyatnya, yang ketidaksukaannya kepada kami meningkat," kata Pangeran Turki.

Pangeran Turki merupakan anggota keluarga kerajaan Arab Saudi, tetapi menganut apa yang disebut "pandangan liberal".
..Jika kita bijaksana, kita harus menyerahkan negara ini kepada rakyatnya, yang ketidaksukaannya kepada kami meningkat..
Sementara itu, saat ini Raja Saudi Abdullah dapat bersaing dalam hal liberalisme dengan pangeran buronan yang tinggal di Mesir tersebut.

Raja Abdullah patuh terhadap "Islam toleran". Ratusan imam dan ulama Islam di universitas-universitas dipecat di bawahnya. Ini adalah bahwa di bawah pemerintahnnya "reformasi Islam" sekarang sedang dilakukan.

Raja Abdullah merupakan raja Saudi yang untuk kali pertama dalam sejarah kerajaan tersebut, mendirikan lembaga di Semenanjung Arab bertuliskan namanya sendiri (Universitas Sains dan Teknologi Raja Abdullah) dengan mahasiswa yang bercampur baur antara pria dan wanita di mana wanitanya berjalan dengan pakaian ketat dan setengah telanjang, dimana tempat disko dan pesta pora malam dinyatakan sebagai manifestasi dari liberalisasi, demokrasi dan reformasi yang dilakukan oleh keluarga kerajaan. (kavkaz)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar